Sejarah

Buku baptis mulai 1975, namun stasi ini diresmikan sebagai paroki dengan wilayahnya sangat terbatas baru pada tahun 1977. Sesudah Perang Dunia II, C. De Boer, MSC dan seorang pendeta ditugaskan menolong ibu-ibu di bekas Kamp Konsentrasi Cideng, yang suaminya gugur atau dibunuh tentara Jepang. Umat Stasi Cideng semula dilayani oleh imam-imam Fransiskan (1946-1950), lalu oleh pater-pater MSC dari Paroki Kemakmuran, sampai 1963 pastoran dan rumah ibadat sederhana dibangun di atas ranah sempit (600 m2). Gereja sekarang (untuk 5.000 orang) dengan pastoran di lantai 2 dibangun pada tahun 1974.Pastor pertama Romo Ign. Soesilosoewarna, MSC yang disusul oleh pater-pater dari kongregasi yang sama sampai sekarang. Di paroki yang terkecil di KAJ ini belum ada biara maupun sekolah Katolik.